Selasa, 06 Januari 2015
Cara Menumbuhkan Kemandirian Pada Anak
Kemandirian adalah
sesuatu yang sangat penting dimiliki setiap insan manusia. Walaupun ada sebuah
kata yang mengatakan bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri alias membutuhkan
bantuan orang lain namun tetap saja rasa dan sikap kemandirian tentu saja
haruslah dimiliki oleh setiap insan manusia untuk mengadapi hidupnya. Karena diri
sendirilah yang berperab penting dan memiliki kendali penuh atas dirinya
sendiri. Berikut ini cara menanamkan rasa kemandirian pada anak agar memiliki
jiwa kemandirian yang tepat.
·
Menumbuhkan percaya diri anak
Setiap bayi
sebenarnya sudah memiliki kepercayaan diri, tetapi ketika dia balita sebaiknya
orang tua sepatutnya memberikan respon positif atas kebutuhan si anak. Hal ini
dapat meningkat perasaan kepercayaan dari si balita dan balita pun akan merasa
aman juga didalam kehidupannya. Dengan perasaan aman tersebut, balita pun akan
lebih berani didalam menghadapi tantangan yang ada dihadapannya. Selanjutnya
mandiri pun akan ikut terbentuk juga ketika menyelesaikan persoalannya.
·
Memberikan tanggungjawab atau kepercayaan kepada anak
Ketika kita
melihat/merasa anak kita melakukan sesuatu yang kita rasa dia mampu melakukannya,
sebaiknya kita memberi kesempatan kepada dia untuk melakukannya sendiri. Kita
bisa memberi kesempatan kepada dia dan jangan melarangnya jika kita merasa dia
mampu serta jangan terlalu risau. Memberi kesempatan dan kepercayaan kepada
anak akan dapat membuat anak berani dan mandiri juga.
·
Memberi contoh
Seperti pepatah yang
mengatakan bahwa anak adalah cerminan diri kita. Ya, pepatah tersebut benar
adanya karena anak akan selalu mencontoh, terutama dari orang terdekatnya yaitu
orangtua. Jika orang tua memiliki kepribadian yang tertutup misal tidak
suka melakukan hal-hal yang baru, takut menghadapi tantangan sebaiknya tidak
untuk terlalu mengharapkan balitanya tumbuh dengan memiliki kepribadian berani
dan mandiri. Dengan memberi contoh yang nyata kepada anak, anak akan
memahaminya dan semakin mudah dia menirunya. Namun jika orang tua tidak atau
belum bisa memberi contoh yang nyata kepada anak, sebaiknya jangan menunjukkan
“ketakutan” dan “ketidakmandirian” kepada si anak, baik secara langsung atau
tidak langsung.
·
Jangan memaksa
Semua yang kita
lakukan untuk melatih keberanian dan kemandirian anak memerlukan waktu dan
proses, hal itu dapat berkembang secara perlahan sehingga jangan kita memaksa
si anak untuk menguasai segala hal yang diajarkan pada saat itu juga. Misal
melatih anak untuk selalu bangun tidur langsung mandi, jangan memaksa anak saat
itu juga untuk menguasai hal tersebut, perlu beberapa hari hingga lancar. Orang
tua selalu dampingi dan mengingatkan si anak untuk melakukan hal yang benar
tersebut. Tetapi perlu diingat agar jangan terlalu sering/keras mengkritik si
anak karena hal itu akan membuat nyali/keberanian si anak akan turun/down.
·
Jangan terlalu membebani
Perlu diingat bahwa
tahapan yang bisa dilalui oleh si anak adalah berkembang secara bertahap,
sehingga stimulus yang diberikan kepada si anak harus disesuaikan juga dengan
perkembangan si anak. Jika terlalu banyak stimulus akan membuat si anak bingung
dan akan kehilangan keberanian untuk melakukan sesuatu.
·
Menetapkan batasan dengan tepat
Kita tetap harus
memberi batasan apa yang boleh dilakukan oleh anak kita, tetapi larang yang
diberikan itu harus dapat disertai dengan alasan yang logis. Misal ketika si
anak melatih keberaniannya dengan bermain di luar teras rumah, sepatutnya orang
tua tidak menakut-nakuti si anak dengan hal-hal yang tidak bisa difahami/logis
oleh si anak, contohnya mengatakan s anak akan diganggu hantu atau digigit anjing,
dan sebagainya. Ketakutan tersebut akan ditangkap oleh otaknya sebagai
kenyataan yang benar dan si anak pun akan tidak berani keluar dari teras
rumahnya, akhirnya akan mempengaruhi keberanian dan kemandirian dia.
·
Memberi kesempatan memilih
Anak yang terbiasa
berhadapan dengan situasi atau hal-hal yang sudah ditentukan oleh orang lain,
akan malas untuk melakukan pilihan sendiri. Sebaliknya bila ia terbiasa
dihadapkan pada beberapa pilihan, ia akan terlatih untuk membuat keputusan
sendiri bagi dirinya. Misalnya, sebelum menentukan menu di hari itu, ibu
memberi beberapa alternatif masakan yang dapat dipilih anak untuk makan
siangnya. Demikian pula dalam memilih pakaian yang akan dipakai untuk pergi ke
pesta ulang tahun temannya, misalnya. Kebiasaan untuk membuat keputusan –
keputusan sendiri dalam lingkup kecil sejak dini akan memudahkan untuk kelak
menentukan serta memutuskan sendiri hal-hal dalam kehidupannya
·
Hargailah usahanya
Orang tua mungkin
kadang merasa tidak sabar menghadapi usaha anak untuk berusaha sendiri tanpa
bantuan orangtua. Namun, mulai sekarang Anda harus bisa menghargai sekecil
apapun usaha yang diperlihatkan anak untuk mengatasi sendiri kesulitan yang ia
hadapi. Sebaiknya orang tua memberi kesempatan pada anak untuk mencoba dan tidak
langsung turun tangan untuk membantu. Kesempatan yang anda berikan ini akan
dirasakan anak sebagai penghargaan atas usahanya, sehingga akan mendorongnya
untuk melakukan sendiri hal-hal kecil seperti itu.
·
Jangan langsung menjawab pertanyaan
Meskipun salah tugas
orang tua adalah memberi informasi serta pengetahuan yang benar kepada anak,
namun sebaiknya orang tua Anda tidak harus langsung menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Sebaliknya, berikan kesempatan pada anak
untuk menjawab pertanyaan tersebut. Dan tugas Andalah untuk mengkoreksinya
apabila salah menjawab atau memberi penghargaan kalau ia benar. Dengan demikian
pun anak terlatih untuk tidak begitu saja menerima jawaban orang tua, yang akan
diterima mereka sebagai satu jawaban yang baku.
·
Dorong untuk mencari alternatif
Sebaiknya anak pun
tahu bahwa untuk mengatasi suatu masalah, orang tua bukanlah satu-satunya
tempat untuk bertanya. Masih banyak sumber-sumber lain di luar rumah yang dapat
membantu untuk mengatasi masalah yang dihadapinya. Untuk itu, cara yang dapat
dilakukan adalah dengan memberitahu sumber lain yang tepat untuk dimintakan
tolong untuk mengatasi suatu masalah tertentu. Dengan demikian anak tidak akan
hanya tergantung pada orang tua, yang bukan tidak mungkin kelak justru akan
menyulitkan dirinya sendiri .
·
Jangan patahkan semangatnya
Tak jarang orang tua
ingin menghindarkan anak dari rasa kecewa dengan mengatakan “mustahil” terhadap
apa yang sedang diupayakan anak.
Sebenarnya apabila
anak sudah mau memperlihatkan keinginan untuk mandiri, dorong ia untuk terus
melakukanya. Jangan sekali-kali anda membuatnya kehilangan motivasi atau
harapannya mengenai sesuatu yang ingin dicapainya.
Faktor Pengaruhi Kontrol Diri
Terjadinya kontrol diri tentunya tidaklah datang
begitu saja, ada beberapa fakto yang mempekaruhi hal tersebut diantaranya ialah
·
Kepribadian.
Kepribadian mempengaruhi control diri
dalam konteks bagaimana seseorang dengan tipikal tertentu bereaksi dengan
tekanan yang dihadapinya dan berpengaruh pada hasil yang akan diperolehnya.
Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda (unik) dan hal inilah yang akan
membedakan pola reaksi terhadap situasi yang dihadapi. Ada seseorang yang
cenderung reaktif terhadap situasi yang dihadapi, khususnya yang menekan secara
psikologis, tetapi ada juga seseorang yang lamban memberikan reaksi.
·
Situasi.
Situasi merupakan faktor yang berperan
penting dalam proses kontrol diri. Setiap orang mempunyai strategi yang berbeda
pada situasi tertentu, dimana strategi tersebut memiliki karakteristik yang
unik. Situasi yang dihadapi akan dipersepsi berbeda oleh setiap orang, bahkan
terkadang situasi yang sama dapat dipersepsi yang berbeda pula sehingga akan
mempengaruhi cara memberikan reaksi terhadap situasi tersebut. Setiap situasi
mempunyai karakteristik tertentu yang dapat mempengaruhi pola reaksi yang akan
dilakukan oleh seseorang.
·
Etnis.
Etnis atau budaya mempengaruhi kontrol
diri dalam bentuk keyakinan atau pemikiran, dimana setiap kebudayaan tertentu
memiliki keyakinan atau nilai yang membentuk cara seseorang berhubungan atau
bereaksi dengan lingkungan. Budaya telah mengajarkan nilai-nilai yang akan
menjadi salah satu penentu terbentuknya perilaku seseorang, sehingga seseorang
yang hidup dalam budaya yang berbeda akan menampilkan reaksi yang berbeda dalam
menghadapi situasi yang menekan, begitu pula strategi yang digunakan.
·
Pengalaman.
Pengalaman akan membentuk proses
pembelajaran pada diri seseorang. Pengalaman yang diperoleh dari proses
pembelajaran lingkungan keluarga juga memegang peran penting dalan kontrol diri
seseorang, khususnya pada masa anak-anak. Pada masa selanjutnya seseorang
bereaksi dengan menggunakan pola fikir yang lebih kompleks dan pengalaman
terhadap situasi sebelumnya untuk melakukan tindakan, sehingga pengalaman yang
positif akan mendorong seseorang untuk bertindak yang sama, sedangkan
pengalaman negatif akan dapat merubah pola reaksi terhadap situasi tersebut.
·
Usia.
Bertambahnya usia pada dasarnya akan
diikuti dengan bertambahnya kematangan dalam berpikir dan bertindak. Hal ini
dikarenakan pengalaman hidup yang telah dilalui lebih banyak dan bervariasi,
sehingga akan sangat membantu dalam memberikan reaksi terhadap situasi yang
dihadapi. Orang yang lebih tua cenderung memiliki control diri yang lebih baik
dibanding orang yang lebih muda.
Kontrol Diri
Kontrol diri merupakan satu potensi yang dapat
dikembangkan dan digunakan individu selama proses-proses dalam kehidupan,
termasuk dalam menghadapi kondisi yang terdapat dilingkungan yang berada
disekitarnya, para ahli berpendapat bahwa kontrol diri dapat digunakan sebagai
suatu intervensi yang bersifat preventif selain dapat mereduksi efek-efek
psikologis yang negative dari stressor-stresor lingkungan. Disamping itu
kontrol diri memiliki makna sebagai suatu kecakapan individu dalam kepekaan
membaca situasi diri dan lingkungannya serta kemampuan untuk mengontrol dan
mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk
menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi (Calhoun dan Acocela, 1990).
Mengapa penting memiliki self control ? kontrol
diri berperan penting dalam
·
hubungan seseorang dengan
orang lain (interaksi social).
Hal ini dikarenakan kita senantiasa hidup dalam
kelompok atau masyarakat dan tidakbisa hidup sendirian. Seluruh kebutuhan hidup
kita (fisiologis) terpenuhi dari bantuan orang lain, begitu pula kebutuhan
psikologis dan social kita. Oleh karena itu agar kita dapat memenuhi seluruh
kebutuhan hidup ini dibutuhkan kerjasama dengan orang lain dan kerjasama dapat
berlangsung dengan baik jika kita mampu mengendalikan diri dari perbuatan yang
merugikan orang lain.
·
Kontrol diri memiliki
peran dalam menunjukkan siapa diri kita (nilai diri).
Seringkali seseorang memberikan penilaian dari apa
yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari dan kontrol diri merupakan salah
satu aspek penting dalam mengelola dan mengendalikan perilaku kita. Kontrol
diri menjadi aspek yang penting dalam aktualisasi pola pikir, rasa dan perilaku
kita dalam menghadapai setiap situasi. Seseorang yang dapat mengendalikan diri
dari hal-hal yang negatif tentunya akan memperoleh penilaian yang positif dari
orang lain (lingkungan sosial), begitu pula sebaliknya.
·
kontrol diri berperan
dalam pencapaian tujuan pribadi.
Pengendalian
diri dipercaya dapat membantu seseorang dalam mencapai tujuan hidup seseorang.
Hal ini dikarenakan bahwa seseorang yang mampu menahan diri dari perbuatan yang
dapat merugikan diri atau orang lain akan lebih mudah focus terhadap
tujuan-tujuan yang ingin dicapai, mampu memilih tindakan yang memberi manfaat,
menunjukkan kematangan emosi dan tidak mudah terpengaruh terhadap kebutuhan
atau perbuatan yang menimbulkan kesenangan sesaat. Bila hal ini terjadi niscaya
seseorang akan lebih mudah untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Pejuang Emansipasi Wanita
Jika kita
mendengar RA Kartini tentunya nama itu bukanlah sebuah nama yang asing ketika
didengar. Nama tokoh dari salah satu wanita yang menjadi pelopor emansipasi
wanita di tanah Jawa ini memanglah sangat terkenal karena perjuangannya didalam
dunia pendidikan bagi kaum hawa.
Raden Ajeng
Kartini atau
sebenarnya lebih tepat disebut Raden Ayu Kartini lahir pada 21 ApriI 1879 di Jepara, Jawa Tengah. Tokoh perempuan Jawa
sekaligus Pahlawan Nasional Indonesia ini dikenal sebagai sang pelopor kebangkitan
para perempuan pribumi. Kartini adalah putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara dan istri pertamanya, M.A.
Ngasirah. Ia dibesarkan dalam keluarga priyayi Jawa. Kartini bersekolah di ELS (Europese Lagere School) hingga usia 12 tahun. Di sekolah tersebut,
Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal
di rumah karena sudah bisa dipingit. Meski ia tidak bersekolah lagi, ia di
rumah tetap belajar sendiri dan menulis surat berbahasa Belanda kepada
teman-teman korespondensinya yang berasal dan Belanda, salah satunya adalah Rosa Abendanon. Dan buku-buku, koran, dan majalah Eropa yang
telah dibacanya, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir para perempuan Eropa.
Maka, timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, di mana kondisi
sosial saat itu perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.
Perjuangan Kartini untuk Pendidikan Perempuan
Usaha R.A.
Kartini yang pertama. adalah mendirikan sebuah tempat belajar untuk para gadis
di rumahnya. Tempat pendidikan bagi para gadis ini, selain memberl pelajaran
membaca, menulis, dan berhitung.juga memberi bekal keterampilan memasak,
menjahit, dan kerajinan tangan. Dengan usaha pendidikan maka kaum perempuan
akan menjadi sadar akan hak dan tanggung jawabnya. Mereka akan lebih mampu
menempuh jalan hidupnya sendiri. Perempuan yang telah dicerdaskan oleh
pendidikan, tidak akan sanggup hidup dalam “dunia nenek moyangnya”. Mereka akan
bangkit berjuang mematahkan belenggu itu. Perjuangan ini akan menghasilkan buah
yang disebut Kartini sebagai persamaan hak itu yang telah terbayang di udara.
Dia juga menyadari bahwa ketidaksamaan hak itu dikondisikan oleh belenggu
Kolonialisme Belanda. Sebagai anak muda yang berasal dari kalangan bangsawan, Kartini
tidak buta terhadap berbagai kepincangan sosial yang terjadi. Hal itu memang
diharapkan dari seseorang dalam kedudukan itu, tetapi di zamannya tidak
diharapkan datang dari seorang perempuan. Dalam kondisi seperti itu, Kartini
tidak hanya mengamati secara pasif, tetapi ia justru menumbuhkan dalam dirinya
tentang hal-hal yang perlu diubah di lingkungan sosialnya.
Macam-Macam Ejaan
Pengertian
Ejaan
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi
ujaran, bagaimana menempatkan tanda-tanda baca, bagaimana memotong-motong suatu
kata, dan bagaimana menggabungkan kata-kata.
Macam-macam
Ejaan
1. Ejaan Van Ophuysen
Ejaan Van Ophuysen disebut juga Ejaan Balai pustaka.
Masyarakat pengguna bahasa menerapkannya sejak tahun 1901 sampai 1947.Ejaan ini
merupakan karya Ch.A. Van Ophuysen, dimuat dalam kitab Logat Melayoe
(1901). Ciri khusus ejaan Van Ophuysen:
Ejaan ini digunakan untuk menuliskan kata-kata Melayu
menurut model yang dimengerti oleh orang Belanda, yaitu menggunakan huruf
latin dan bunyi yang mirip dengan tuturan
Belanda, antara lain:
- Huruf (u) ditulis (oe).
- Komahamzah (k) ditulis dengan tanda
(’) pada akhir kata misalnya bapa’, ta’
- Jika pada suatu kata berakhir dengan
huruf (a) mendapat akhiran (i), maka di atas akhiran itu diberi tanda
trema (”)
- Huruf (c) yang pelafalannya keras
diberi tanda (’) diatasnya
- Kata ulang diberi angka 2, misalnya:
janda2 (janda-janda)
- Kata majemuk dirangkai ditulis dengan
3 cara :
- Dirangkai menjadi satu, misalnya
(hoeloebalang, apabila)
- Dengan menggunakan tanda penghubung
misalnya, (rumah-sakit)
- Dipisahkan, misalnya (anaknegeri)
Huruf hidup yang diberi titik dua diatasnya seperti ä,
ë, ï dan ö, menandai bahwa huruf tersebut dibaca sebagai
satu suku kata, bukan dipotong, sama seperti ejaan Bahasa Belanda sampai saat
ini.
Kebanyakan catatan tertulis Bahasa Melayu pada masa
itu menggunakan huruf Arab yang dikenal sebagai tulisan Jawi.
2. Ejaan Republik/Ejaan Suwandi
Ejaan Republik dimuat dalam surat
keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mr. Soewandi No.264/Bhg. A tanggal
19 maret 1947.Sebab ejaan ini disebut sebagai Ejaan Suwandi. Sistem ejaan
suwandi merupakan sistem ejaan latin untuk Bahasa Indonesia.
Ciri khusus Ejaan Republik/ Suwandi :
- Huruf (oe) dalam ejaan Van Ophuysen
berubah menada (u).
- Tanda trema pada huruf (a) dan (i) dihilangkan.
- Koma ‘ain dan koma hamzah
dihilangkan. Koma hamzah ditulis dengan (k) misalnya kata’ menjadi katak.
- Huruf (e) keras dan (e) lemah ditulis
tidak menggunakan tanda khusus, misalnya ejaan, seekor, dsb.
- Penulisan kata ulang dapat dilakukan
dengan dua cara.
Contohnya
:
a.
Berlari-larian
b.
Berlari2-an
c.
Penulisan kata majemuk dapat dilakukan dengan tiga
cara
Contohnya
:
a.
Tata laksana
b.
Tata-laksana
c.
Tatalaksana
7. Kata yang berasal dari bahasa asing yang tidak
menggunakan (e) lemah (pepet) dalam Bahasa Indonesia ditulis tidak menggunakan
(e) lemah, misalnya: (putra) bukan (putera), (praktek) bukan (peraktek).
3. Ejaan Malindo
Ejaan Malindo (Melayu-Indonesia) adalah
suatu ejaan dari perumusan ejaan melayu dan Indonesia.Perumusan ini berangkat
dari kongres Bahasa Indonesia tahun 1954 di Medan, Sumatera Utara.Ejaan Malindo
ini belum sempat diterapkan dalam kegiatan sehari-hari karena saat itu terjadi
konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia.
4. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan/EYD
Pada Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik
Indonesia meresmikan pemakaianEjaan Bahasa Indonesia. Peresmian ejaan baru itu
berdasarkan Putusan Presiden No. 57,Tahun 1972. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan itu.
Karena penuntun itu perlu dilengkapi, Panitia
Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang
dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya tanggal
12 Oktober 1972, No. 156/P/1972 (Amran Halim, Ketua), menyusun buku Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang berupa pemaparan kaidah
ejaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan
surat putusannya No. 0196/1975 memberlakukan Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Pada tahun
1987 kedua pedoman tersebut direvisi. Edisi revisi dikuatkan dengan surat
Putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0543a/U/1987, tanggal 9 September
1987.
Mengenal Beberapa Filosofi Jawa
Mengenal kehidupan masyarakat Jawa, dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat jawa memiliki dan menganut beberapa
filosofi Jawa. Memang terlihat kuno dan
tidaklah moderen alias ketinggalan jaman jika kita masih saja menganut filosofi-filosofi
seperti itu. Tapi sebenarnya filosofi tersebut sangat berguna dalam menata
kehidupan.
Masyarakat Jawa tengah tidak lepas dari
unen-unen yang selalu diberikan pada waktu kecil/masa kanak-kanak. Sehingga
unen-unen tersebut sudah merasuk kerelung hati masyarakat jawa.
Di Jawa banyak sekali falsafah yang telah
menjadi filosofi Jawa, berikut 10 Filosofi Jawa yang dapat saya sampaikan :
1. Urip Iku Urup
Hidup itu Nyala, Hidup itu
hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat
yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik.
2. Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara
Manusia hidup di dunia harus
mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas
sifat angkara murka, serakah dan tamak.
3. Sura Dira
Jaya Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti
segala sifat keras hati, picik, angkara murka,
hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar.
4.
Ngluruk Tanpa
Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa Bandha
Berjuang tanpa perlu membawa
massa. Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan. Berwibawa tanpa
mengandalkan kekuasaan, kekuatan,kekayaan atau keturunan. Kaya tanpa didasari
kebendaan.
5. Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun
Kelangan
Jangan gampang sakit hati
manakala musibah menimpa diri. Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu.
6. Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja
Aleman
Jangan mudah terheran-heran.
Jangan mudah menyesal. Jangan mudah terkejut-kejut. Jangan mudah ngambeg,
jangan manja.
7. Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan
lan Kemareman
Janganlah terobsesi atau
terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan
duniawi.
8. Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra
Mundak Cilaka
Jangan merasa paling pandai
agar tidak salah arah. Jangan suka berbuat curang agar tidak celaka.
9. Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro
Mundak Kendo
Jangan tergiur oleh hal-hal
yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat
dan kendor semangat.
10. Aja Adigang, Adigung, Adiguna
Jangan sok kuasa, sok besar,
sok sakti.
Demikian sedikit filosofi Jawa yang mungkin
dapat menambah pengetahuan kita tentang filosofi Jawa yang pada kenyataannya
hal tersebut dapat membawa kita hidup di dunia yang sudah tua ini menjadi lebih
aman, ayem, tentrem, dan tentunya sukses.
Makna Dibalik Lambang Negara Garuda Pancasila
Makna
Lambang Garuda Pancasila
Burung Garuda melambangkan kekuatan. Warna
emas pada burung Garuda melambangkan kejayaan. Perisai di tengah melambangkan
pertahanan bangsa Indonesia. Masing-masing simbol di dalam perisai melambangkan
sila-sila dalam Pancasila, yaitu:
·
Bintang melambangkan
sila Ketuhanan Yang Maha Esa [sila ke-1].
·
Rantai melambangkan
sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab [sila ke-2].
·
Pohon
Beringin melambangkan sila Persatuan Indonesia [sila ke-3].
·
Kepala
banteng melambangkan sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan dan Perwakilan [sila ke-4].
·
Padi dan
Kapas melambangkan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
[sila ke-5].
Warna merah-putih melambangkan warna bendera
nasional Indonesia. Merah berarti berani dan putih berarti suci. Garis hitam
tebal yang melintang di dalam perisai melambangkan wilayah Indonesia yang
dilintasi Garis Khatulistiwa.
Makna Jumlah
Bulu pada Burung Garuda
Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi
kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945), antara lain:
·
Jumlah bulu pada
masing-masing sayap berjumlah 17
·
Jumlah bulu pada
ekor berjumlah 8
·
Jumlah bulu
dibawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19
·
Jumlah bulu pada
leher berjumlah 45
Pita yang dicengkeram oleh burung garuda
bertuliskan semboyan negara Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal
Ika yang berarti “walaupun berbeda beda, tetapi tetap satu”.
Lagu Garuda Pancasila diciptakan oleh
Sudharnoto sebagai lagu wajib perjuangan Indonesia.
Lirik lagu
Garuda Pancasila:
Garuda Pancasila
Akulah pendukungmu
Patriot proklamasi
Sedia berkorban untukmu
Pancasila dasar negara
Rakyat adil makmur sentosa
Pribadi bangsaku
Ayo maju maju
Ayo maju maju
Ayo maju maju
Langganan:
Postingan (Atom)